Welcome to penuliscilikbisa.blogspot.com...selamat datang di penuliscilikbisa.blogspot.com

Selasa, 31 Maret 2015

Desaku Surgaku

Di sebuah desa di puncak gunung , tumbuhlah pohon yang tumbuh dengan sangat cepat . Pohon ini memiliki daun yang hijau , berbuah merah mengkilat , dan batang juga akar yang tebal . Pohon ini sangat ajaib dan istimewa . Setiap mentari terbit hingga menjelang malam , ia selalu bernyanyi , oleh karena itu pohon ini dijuluki sebagai pohon ‘bernyanyi’ . Nyanyiannya selalu menarik perhatian hewan-hewan yang hidup di sekitarnya . Pohon ini berbau wangi , rindang , besar dan juga tinggi . 

Seorang pengembala domba , sedang mengembala dombanya di padang rumput dimana disekitarnya terdapat pohon ‘bernyanyi’ dan pohon mangga . Tiba-tiba para dombanya berjalan menuju pohon ‘bernyanyi’ , si pengembala hanya mengikuti dombanya sambil kebingungan . Ternyata domba-domba miliknya ingin mendengarkan nyanyian dari pohon ‘bernyanyi’ , si pengembala justru ikut menikmatinya , mereka bergoyang ke kanan dan ke kiri . Mereka kelihatan sangat asyik . Tak lama kemudian , burung–burung juga tertarik dengan nyanyian pohon ‘bernyanyi’ dan langsung hinggap di batangnya .
Si pohon ‘bernyanyi’ senang karena memiliki banyak teman di sekitarnya . Pohon mangga yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pohon ‘bernyanyi’ iri dan sedih , “ Ia sangat digemari banyak mahluk , sedangkan aku , aku hanya ada ulat dan semut yang menemaniku “ keluhan sang pohon mangga . Esoknya , si burung betina datang dan bertanya . “ Bolehkah aku membuat sarang di batangmu itu ? ” tanya sang burung betina pada pohon ‘bernyanyi’ . “ Wow silahkan saja , aku senang sekali bila nanti kamu bertelur dan memiliki anak ! aku akan memiliki banyak teman nantinya ! ” jawab pohon ‘bernyanyi’ , pohon ‘bernyanyi’ pun melanjutkan nyanyiannya . Sudah lama si  burung betina tinggal di batang pohon ‘bernyanyi’ , ia pun bertelur, dan memiliki 3 buah telur . “ Bila telur-telurmu menetas , kau akan dipanggil Ibu ! Dan mereka akan kunyanyikan lagu yang berbeda “ kata pohon ‘bernyanyi’ .

Saat telur si burung menetas , pohon ‘bernyanyi’ dan Ibu burung sangat senang . Anak-anak burung ini pun tumbuh besar dan sekarang mereka sudah berumur 5 tahun . Pohon ‘bernyanyi’ telah hidup cukup tua , tapi ia tetap semangat dan selalu ceria bernyanyi dan bergoyang . Seperti biasa pengembala domba bersama para domba-domba , juga burung-burung , dan hewan lainnya selalu menikmatinya . Si pengembala membawa makanan dan memakannya di bawah pohon ‘bernyanyi’ .
Saat musim kemarau , si pohon mangga sangat sulit mencari air , ia kekeringan , tapi pohon ‘bernyanyi’ tetap hijau , si pohon mangga mengeluh lagi . “ Haduh… aku haus , daunku mati dan berjatuhan, tapi kenapa pohon ‘bernyanyi’ tetap hijau , aduh.. “ . Saat pukul 10 malam, pohon mangga menangis , pohon ‘bernyanyi’ pun menghiburnya “ Tenang , jangan menangis , cobalah ceria dan bernyanyi sedikit ! “ hibur pohon ‘bernyanyi’ . “ Aku haus sekali pohon ‘bernyanyi’ , kalau aku bernyanyi aku akan tambah haus “ pohon mangga terus mengeluh . “ Ayo coba , ikuti aku ! ” kata pohon ‘bernyanyi’ .
Pohon mangga pun mengikuti nyanyian pohon ‘bernyanyi’ . Esoknya pohon mangga tidak lagi kehausan justru ia malah ikut bernyanyi . “ Hei pohon ‘bernyanyi’ ! terima kasih ya ! Betul kata kamu , sekarang aku tidak haus lagi karena aku bernyanyi dan ceria ! ” teriak pohon mangga . Mereka pun bernyanyi bersama . Sekarang pohon yang menyanyi tidak hanya pohon ‘bernyanyi’ saja , tapi juga pohon mangga . Saat musim hujan mereka sangat senang . Mereka terus bernyanyi , bernyanyi dan bernyanyi .
Sekarang pohon ‘bernyanyi’ menjadi pohon kenangan bagi desa Makmur ini . Di depan pohon ‘bernyanyi’ dituliskan penjelan-penjelasannya . Esoknya , pohon ‘bernyanyi’ berkata pada Pak Kepala Desa “ Petiklah buahku , lalu tanamlah bijinya ! “ . Pak Kepala Desa pun memetik salah satu buah dari pohon ‘bernyanyi’ yang sebelumnya belum pernah dipetik , lalu buahnya dimakan oleh Pak Kepala Desa . Ternyata buahnya sangat manis dan nikmat . Pak Kepala Desa pun menanam biji tersebut di samping pohon ‘bernyanyi’ , lalu diberi sedikit air . Esoknya tumbuhlah pohon ‘bernyanyi’ yang baru , seluruh penduduk sangat terkejut , dan kaget , lalu Pak Kepala Desa memetik seluruh buahnya lalu memakannya bersama seluruh penduduk desa Makmur , mereka memakan di depan pohon ‘bernyani’ sambil mendengarkan nyanyian dari ketiga pohon disekitar termasuk pohon manggga dan pohon ‘bernyanyi’ yang baru , setelah buahnya habis , mereka menanam bijinya dengan cara melingkar , lebihnya ditanam menjadi garis . Bila dilihat dari atas bentuknya seperti matahari hijau yang segar dan juga unik.
Sekarang pohon mangga sangat gembira tidak seperti  dulu lagi , karena ia telah memiliki banyak teman dan tidak kekeringan lagi . Semua pohon menyanyikan sebuah lagu dengan lembut dan membuat para penduduk merasa nyaman . Mereka bernyanyi dengan kompak .  Kini Desa Makmur disebut dengan sebutan “ Desa Makmur Bernyanyi “ . Mereka pun selalu bernyanyi dan ceria .(Naila Aufanida)

1 komentar:

Jurnalis FH

Jurnalis FH
Thank you for visit penuliscilikbisa.blogspot.com...Terima kasih sudah berkunjung di penuliscilikbisa.blogspot.com